Kamis, 03 November 2011

Kumpula Puisi Cinta Anak Sains


Puisi Cinta Fisika

Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E = mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas
Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = ½ mv2
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita

[penulis puisi ini unknown, karena sudah bertebaran di mailing list tanpa disebutkan penulisnya]



The Square Root of 3 

I fear that I will always be 
A lonely number like root three
A three is all that's good and right

Why must my three keep out of sight 
Beneath a vicious square root sign

I wish instead I were a nine 
For nine could thwart this evil trick 
with just some quick arithmetic

I know I'll never see the sun, as 1.7321 
Such is my reality, a sad irrationality 

When hark! What is this I see
Another square root of a three 
Has quietly come waltzing by

Together now we multiply
To form a number we prefer
Rejoicing as an integer
We break free from our mortal bonds 

And with a wave of magic wands
Our square root signs become unglued
And love for me has been renewed

Harold and Kumar

artinya kurang lebih seperti ini

Puisi Akar Pangkat Tiga

Aku takut aku akan selalu menjadi
Angka kesepiaan seperti akar tiga
Tiga itu tidak salah
Kenapa tiga harus tidak terlihat
Di bawah tanda akar pangkat…?
Andai saja aku ini sembilan
Karena sembilan bisa membalikkan
Trik jahat ini dengan perhitungan cepat
Aku tahu aku tidak akan
Pernah melihat matahari
Sebagai 1.7321
Begitu kenyataan ku
Ketidakrasionalan yang sedih
Ketika hanya ini yang aku lihat
Sebuah akar pangkat tiga lainnya
Dengan perlahan datang menghampiri
Sekarang kita saling menambahkan
Untuk membentuk angka yang kita suka
Gembira sebagai sebuah bilangan bulat
Kita lepas dari ikatan abadi kita
Dan dengan lambaian tongkat ajaib
Tanda akar kita menjadi terlepas
Dan cinta untuk ku telah diperbaharui
Dengar, aku tidak bisa menjanjikan
Gaya hidup yang mewah
Yang mungkin orang lain tawarkan
Dan aku tidak bisa berjanji bahwa aku
Aku……akan jadi dewasa dalam semalam
Tapi apa yang bisa kujanjikan adalah
Aku bisa berjanji padamu bahwa
Aku akan selalu mencintaimu
Dan aku tidak akan pernah
Mencoba menjadikanmu orang lain

Puisi Cinta AnakKimia

Senyum manismu bagaikan NaOH pekat
Yang menetes perlahan dari buret Schelbagh
Menimpa HCl dalam erlenmeyer jiwaku
Kuaduk perlahan dengan magnetic stirrer
Membasakan PH suasana hatiku
Hingga Phenolptalin memerah.

Ketika hatiku pengap bagai di ruang asam
Kau datang membawa kesegaran aroma asam butirat
Tapi jangan khawatir cinta kita bisa dikatalis pake selen supaya cepat tumbuh.
Masih ingatkah engkau waktu penetapan kadar protein?
Selenium dan asam sulfat bisa membuat daya dobrak pemanasan makin oke.

Jika masih belum puas dan percaya dengan keyakinan cintaku padamu,
Bawalah indikator phenol ptealin dan celupkan di dasar hatiku.
Jika berubah warna, maka itu artinya cintaku palsu
Dan itu tidak akan terjadi padaku.
By: Aisyah

Puisi Cinta Anak Biologi


seperti analgesik, kau buat aku lupa rasanya sakit

maka kubutuh dirimu, sembuhkan lukaku
seperti nukleotida, yang saling berpasangan
kuingin kau tetap di sini, tak jauh dariku

hidup memang bukan sekedar rangkaian rumus
tapi bila sejuta feromon dijadikan satu
hanya kau dan aku yang ‘kan pahami sinyalnya
seperti lock and key dalam sistem enzim

biarlah rasa itu temukan wujudnya
seperti aliran gen yang perlahan namun pasti
menuju kondisi stabil tak tergoyahkan
begitu juga rasa yang kita punya
kian temukan muaranya
dalam tabung effendorf keabadian

biarkan waktu
yang ‘kan beri nama pada rasa itu
seperti saat reseptor temukan targetnya
dan biarlah kunikmati sejuta warnanya
seperti warna warni pigmen
yang kan mensintesa senyawa anorganik
menjadi substrat bermakna…di hatiku

 by : Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar